Saturday, January 26, 2008

I hate teaching

“Penggunaan media di sekolah ini bagaimana, Bu?”
“Peta, atlas, globe, media berbau geografi gitu ada. Bisa kalian gunakan kapanpun.”
“Kalau LCD? Multimedia gitu, Bu.”
“Wah, itu yang susah. Soalnya fasilitasnya terbatas, jadi gak pernah pakai multimedia kalau ngajar.”
MG! Mendengarnya aku jadi strez abis. Soalnya, multimedia itulah senjataku mengajar nanti. Aku bahkan sudah menyiapkan beberapa media dari power point dan flash buat ngajar nanti. Multimedia itulah penolongku menjalankan metode ceramah tanpa harus lihat kerpean kertas tentang apa saja yang harus aku jelaskan tanpa kelihatan oleh siswa semisal aku gak menguasai kelas apalagi menguasai materi (T.T) Padahal waktu masuk ke skul itu (baca: kantor guru) to bertemu Bu Atik, guru pamong kami (aku, Cicik, & Daniel), sekalian observasi skul, yang pertama terbaca olehku adalah +- gini (soalnya ingataku payah, jadi aku gak bisa menyebutkan dengan pas):
Ruang guru merupakan area hotspot
Kami langsung mikir (dan hepi coz kalau lagi gak ngajar/piket perpust/apalah, tinggal buka laptop, bisa ngenet gratis!) kalau di skul itu punya peralatan multimedia yang ‘memadai’ untuk dipakai saat proses pembelajaran :”(
I hate teaching (for the first step, I hate micro teaching!).
Sejak awal itu pelajaran
Ceramah?! Gak mungkin banget metode pembelajaran (yang sudah tua dan sebenarnya ketinggalan) itu ditinggalin. Soalnya, mau guru menerapkan metode apapun, ceramah harus tetap dilakukan. Gak mungkin banget kan baru masuk guru langsung ngasih tugas tanpa jelasin ke siswa tentang materi (kompetensi) yang diajarkan?! Walau siswa sekarang sudah gak bisa dianggap ‘gelas yang kosong’ (sudah memiliki pengetahuan awal, bisa jadi malah sudah menguasai materi dari membaca buku, majalah, internet, dsb), tetap saja harus diisi oleh guru sehingga bisa memunculkan kebermaknaan konsep/pengetahuan dan gak melenceng dari yang diharapkan (xtremnya menyalahgunakan ilmu pengetahuan. Harusnya digunakan u/ hal + malah dipakai u/ hal -). Itu juga, kalau ketemunya siswa yang pintar/rajin belajar. Kalau yang kebalikannya?! Jangan” walau mulut sudah berbusa tetap saja oneng, dunk”! Apa gak + strez?!
Ceramah? Itu metode pembelajaran yang paling gak aku bisa. Makanya aku lebih suka jadi penulis daripada jadi guru, mc, or sejenisnya, soalnya tanpa perlu ngomong aku bisa menunjukkan eksistensiku, berkreasi sesukaku.
I hate teaching
Coz aku gak punya talenta dalam hal itu. Berdiri di depan kelas, memberikan bermacam kompetensi-materi. Harus mengasai kondisi kelas-siswa. Menjawab pertanyaan yang bisa jadi aneh” atau bikin kita skak mat! (soalnya aku seperti itu. Sejak kecil aku suka bertanya banyak hal yang kadang susah dijawab oleh ortuku/orang lain). Bagiku, hal itu (mengajar) sangat menakutkan dibanding aku harus mengikuti wajib militer (tapi untungnya di Indonesia gak ada wamil. Lagian memangnya ada wamil u/ ce?!). Padahal, kalau disensus mayoritas keluargaku guru (selain petani tentunya).
What must I do?!
Di kelas micro teaching pertama mengajarku yang paling jelek. Gak menguasai kelas, grogi,dan (karena aku tuh pelupa) gak menguasai materi. Beruntung di kelas micro teaching kedua aku sudah lumayan. Kusiasati dengan banyak” menyuruh siswa menunjukkan, membandingkan, dan menjawab pertanyaan seputar materi yang kuberikan.
Kelas micro teaching terakhir hari Senin. Kalau di 2x penampilan aku ngambil materi Peta sebagai Sketsa Wilayah, Senin aku bawain materi apa ya yang sekiranya cepat kukuasai?! Peta lagi (tapi yang dasar, yaitu Peta, Atlas, dan Globe), Kondisi Geografis dan Penduduk, Atmosfer, Hidrofer, atau Perairan Laut?! Harus siap dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan media pula. Semoga aku bisa tampil lebih bagus lagi. Jauh lebih bagus lagi saat aku harus mengajar di sekolah. So, I can’t make statement about I hate teaching again :) Amin.

Insert (kayak peta aja pakai insert segala!)
Kya…, curang!! Kenapa mata kuliah Geografi Bencana baru ada sekarang (diberlakukan mulai angkatan 2007) saat aku ngambil PPL dan skripsi?! Kalau dari kemarin” kan walau gak masuk dalam sajian mata kuliah angkatan 2004 aku bisa ikutan kuliah to dapatin ilmunya :( Sudah gak dapat Geografi Industri (diberlakukan mulai angkatan 2005), gak dapat mata kuliah seru (Geografi Bencana) lagi! Pertanyaannya sekarang adalah…
Apakah aku bisa masuk Magister Management Disaster yang paling gak punya TOEFL 500 padahal Englishku masih jauh dari standar?!
Well, kalau aku giat belajar English mungkin bisa. Tapi, jikalau masalahnya adalah…
Apakah aku bisa masuk Magister Management Disaster atau jurusan lainnya lah kayak Planologi, Teknik Lingkungan, Antropologi, dll yang gak jauh-jauh dari geografi dengan kocek pribadi seandainya gak dapat beasiswa (atau suami kaya raya ^.^v)?! Walahua’lam.
Semoga aku mendapatkan kemudahan untuk mencapainya. Amin.

Malang, 24 Januari 2008. At afternoon.

No comments:

Post a Comment