Friday, February 20, 2009

Tanam Nyamplung dan Bakau di Pantura

Sabtu, 12 April 2008
Setelah sarapan bersama di HIMA Geografi UNNES, kami bersiap gtg Kab. Kendal to acara bakti lingkungan. Kami berangkat menggunakan bus (jadi ingat waktu kunjungan peserta kongres IMAHAGI ke lab. alam Paris). Perjalanan sekitar 1 jam buat beberapa dari kami tertidur. Di perjalanan kami sempat bertemu razia motor. Sempat mengganggu perjalanan kami c, apalagi motor yang dikendarai panitia ada yang ‘kena’ (motor siapa tuh?! ^.^v). Tapi persoalannya hanya karena STNK motor sedang diperbaharui, so pas pak polisi minta to diperlihatkan gak ada. Kebetulan, motor yang kena itu berasal dari luar Jawa!!


Awalnya kupikir daerah yang akan kami tanami nyamplung dan bakau tuh gak jauh dari pinggir jalan. Ternyata, harus masuk kampung cukup jauh dan melewati persawahan dengan jalan yang cukup kecil (untung bus kecil bisa masuk!). Setelah melewati (kalau gak salah) dua desa, akhirnya kami sampai di Desa Kartika Jaya. Sebelum melakukan penenaman pohon, kami ramah tamah dan penyuluhan dulu di kantor desa. Ada Pak Kades, bapak dari dinas lingkungan hidup Kab. Kendal, pemuda Muhammadiyah, kawan” akper, dan adik” dari SMK setempat. Waktu menanam bakau pun kami dibantu kawan” dari Teknik Lingkungan UNDIP.

Sekitar jam 11, kami menyebar, tanam pohon nyamplung. Sambil bawa” bibit (anak) pohon, cari” lubang yang sudah disediakan terlebih dahulu untuk diisi nyamplung. Ada juga kawan” yang menggali lubang sendiri, pinjam cangkul milik warga. Kami pun sempat duduk” dulu di rumah warga. Melepas lelah sekalian cuci” tangan-kaki yang kotor habis bercocok tanam (dikasih minum juga!). Aku sempat main ke pekarangan belakang rumah itu. Sempat lihat” daerah rawa bakau desa tersebut juga. Sempat teringat daerah berawa-rawa di kampung (Kalimantan). Di sekitarnya, terdapat banyak tambak ikan. Gak jauh dari tambak” itulah pantai utara berada…

Sebelum tanam pohon” bakau, kami ishoma dulu. Setelah itu baru diajari cara menanam bakau. Gampang kok, kayak menanam pohon biasanya. Baca bismillah, buat lubang untuk menanamnya, buka bajunya (polibagnya maksudnya), trus masukkan anak bakau yang sudah kita siapkan tadi sambil diajak ngobrol. Disayang” gitu deh biar dia punya semangat tuk terus hidup walau setelah kita tanam mungkin kita gak akan bertemu dia lagi ^.^v Tapi hati”, jangan sampai akarnya patah”. Kasian kan coz akar merupakan media dia mencari unsur hara dalam tanah :)

Oon! Dunk”!! Awalnya aku mikir pantai dan hutan mangrovenya tuh kayak di Madura/pantai selatan Jawa (contoh, Balekambang). Berada di sekitar estuarium dengan tanah berpasir. Tapi ternyata benar” tanah berlumpur. Cukup dalam pula (di galangan dalamnya lumpur mulai selutut sampai hampir sepinggang). Sebenarnya lebih enak berenang c, jadi gak harus berkubang lumpur. Tapi, berhubung aku lagi ‘M’, terpaksa gak nyebur deh!! Padahal pingin banget!! Ibarat putri duyung menjelma jadi manusia yang rindu banget berenang di air (o^.^o)v

Pantai utara yang kami datangi ini ternyata plus minus pantai selatannya Kalimantan c. Airnya coklat coz tanahnya berlumpur. Dekat muara sungai juga. Pantainya bisa terlihat dari tambak” yang kami tanami bakau. Tapi, yang namanya menanam pohon di pantai/genangan air tuh ternyata sangat sulit dibandingkan menanam pohon di darat. Penuh perjuangan deh!! Dari tepian tambak anak” bakau dilarutin pakai lanting bambu berukuran kecil. Selain itu, kami pun harus mengoper anak” bakau itu secara manual. Dibawa” melewati galangan lumpur. Capek tapi seru banget!! Menyenangkan banget deh walau harus berkotor” dan berbasah” ria. Gak rugi aku ikutan coz boringku di PPL-an bisa hilang ^.^v Suasana akrab antar anggota IMAHAGI, panitia, dan orang” yang ikut serta kegiatan bakti lingkungan ini pun jadi terasa banget. So, pas kegiatan berakhir, walau capek, tapi bahagia banget. Walau kegiatan itu sempat memakan korban c. Ada yang kakinya luka (lumayan parah), sampai yang tergores” dan terluka kecil (termasuk tangan dan kakiku).

Ada perjumpaan pasti ada perpisahan. Sesampainya di UNNES, istirahat sebentar, dinner, semuanya bersiap pulang ke komisariat/rumah/daerah masing” (T.T). Sedih banget coz kapan lagi yach aku bisa kumpul sama mereka?! Curhat”, ketawa bareng, foto rame”, rapat sambil nyuruh anak” cowok supaya gak merokok, rapat sampai tengah malam (bahkan Subuh), dengar gosip antar anggota cinlok, berorganisasi sambil menambah sahabat dan menambah ilmu dengan fun, …

Aku senang banget masuk IMAHAGI. Walau harus keluarin duit pribadi to pergi ke Yogya, ke Semarang, …. Capek selama perjalanan, masuk angin dan maag (penyakit akutku nih!!), semuanya terbayar karena di IMAHAGI aku mendapatkan keluarga baru. Keluarga yang hangat. Semoga IMAHAGI terus seperti ini. Amin.

Hidup mahasiswa!! Hidup Mahasiswa Geografi Indonesia!!

No comments:

Post a Comment