Tuesday, January 19, 2010

FA on Vacation (II): ‘Saturday Night @ Suroboyo...’

Malam Minggu di tempat liburan pasti gak seru kalau dihabiskan dengan nonton tv kabel saja di hotel. So, kami pun nongkrong di tempat yang asik buat malam mingguan. Apalagi ada Ilham, genk panitia reuni SMP juga, yang karena sudah tinggal lama di Surabaya secara mutlak didaulat sebagai guide.

Awalnya sih niat kami nonton Avatar. Midnigt di 21-nya Sutos. Tapi batal. Akhirnya kami nongkrong di G-Walk. Ada yang mesan jagung bakar. Aku sendiri mesan banana split + ice cream sama milk shake (kangen euy sama milk shakenya Steak and Shake Malang!! ^.^v).

at G-Walk.

Tapi yang seru sih bukan cerita saat kami nongkrong di G-Walk. Tapi cerita sebelumnya...

Berhubung Ilham bawa motor dan helm dua buah, sayang banget kan kalau gak menikmati malam minggu di Surabaya dengan naik motor?! Menikmati angin malamnya Surabaya, terus juga bisa keluar masuk ‘jalan tikus’ biar kenal sama lingkungan Surabaya yang ‘nyata’. Jadi, sementara yang lain naik mobil aku ambil jatah duluan naik motor sama Ilham.

Sebagai guide, aku acung jempol deh buat Ilham. Dia tau banyak tempat yang patut dikunjungi (atau sekadar dilihat) ketika berkunjung ke Surabaya. Ada satu tempat yang gak jauh-jauh amat dari hotel dan jadi tempat pertama yang dia tunjukin ke aku. Guest what?! DOLLY!!

Kalau Negeri van Oranje (baca: Belanda) punya Red Light district Amsterdam yang tersohor sebagai tempatnya cewek-cewek menjual diri (dalam arti sebenarnya), Surabaya punya tempat serupa. Konon lokalisasi yang berada di daerah Jarak, Pasar Kembang ini merupakan yang terbesar (dalam arti luas wilayah dan jumlah PSKnya) di Asia Tenggara. Lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Gang Dolly sudah ada sejak zaman Belanda. Dulu, Gang Dolly dikelola oleh Tante Dolly, seorang perempuan keturunan Belanda. Keturunan dari Tante Dolly sampai sekarang masih ada di Surabaya meskipun sudah tidak mengelola bisnis prostitusi ini (hebat ya aku tahu?! Baca Wikipedia!! ^.^v).

Sumpah, aku takjub! Gak menyangka lokalisasi ini berada di tengah keramaian pemukiman penduduk. Aku pun dengan jelasnya melihat cewek-cewek ‘badadai’ di rumah-rumah kaca menunggu mucikari membawakan pelanggan. Dari yang muda sampai agak tua. Dari yang pakaiannya biasa aja sampai yang kekurangan bahan. Aku sudah gak kemakan cerita orang deh! Jadi pingin lihat langsung red light van Amsterdam (hehehe...). Ilham juga nunjukin tempat mangkalnya para gigolo, ayam kampus, juga bioskop ‘buka seperti biasa’ yang menyajikan film-film layak sensor. Supri mupenk banget tuh pingin ke sana!! (^.^v)

Dok: Surabaya – Bali Trip. Yang moto: Ilham.

No comments:

Post a Comment